Friday, February 23, 2007

Semua Masih Disini

Kulewati jendela itu, berjeruji kegelisahan
Di dalamnya dulu kau duduk dan terus mengoceh
Temboknya belum lagi di cat, berwarna marah
Sekilas masih kulihat kau mencibiri kecurangan

Sejuta rumah telah kau bangunkan buat kami
Tak bosan dulu kita bermain dengan tirani yang menawarkan maut
Di halamannya kau tanami penolak bala kebodohan
Kau pagari dengan cinta dari cawan bening tanpa tandingan

Tak habis kami reguk cawan kedamaian
Kau sediakan di ujung malam yang berdebu
Kami pulang selalu dengan cerita kegagalan
Kau tampar kami dengan canda memaafkan

Aku gemetar merekammu dalam kalimat
Seperti takutku pada malam ketika kau pertama pergi
Aku malu melewati ruang kerjamu
Seperti maluku pada malaikat kala menjemputmu

Kau pasti ingat tanah dimana jurang mengapit mati
Dengan tanah itu kau ajari kami berlari sepanjang lelah melanda
Gelegar suaramu seolah tenaga mistis yang menyembuhkan
Tak pernah kau gentar walau kadang meirintih sejenak

Cak ingin kukatakan ajarkan aku lebih banyak lagi
Ajari aku memiliki baja pusaka tanpa karat
Tunjuki aku arah matahari terbenam yang pernah kau datangi
Ah... kau hanya tersenyum, dan senyuman itu mengajarkan aku segalanya

Cak lihatlah semua masih disini
Rumah, halaman tanpa kebodohan, pagar cinta dan cawan kedamaian kita
Cak lihatlah.. kami semua masih disini
Walau dihantui jalangnya keterpisahan
Cak lihatlah .... semua sepertinya masih disini
Walau hanya kegagalan bersimbah retak
Tapi lihat senyumku Cak....
Aku tersenyum sepertimu
Yakin.... tanpa ketakutan!!!!

Bandung, 31 Mei 2006

No comments: