Kenapa langit tak retak
Ketika malam menerkam terang?
Kenapa Bulan tak benderang
Ketika malam belum menjadi latar?
Kenapa Rindu tak berwujud
Ketika mata membentur keranda mata angin
Kenapa dingin tak berteriak
Ketika kemarau begitu bersahaja
Kamu tak pernah mau bertanya
Karena akibat tak akan menjelaskan sebabnya
Kita yang beterbangan di langit yang tua
Kuatkah hari menampung sejuta nafas
Kota mendadak menjadi birahi
Keruh menerawang moncong pabrik
Kotor mengalir dalam urat darah
Kelabu menjadi Aku yang marah
KkKkkKkkkKkkkkKkkkkk
Bandung 14 Oktober 2005
Friday, February 23, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment