Gelap menodai sehelai karpet diujung senja
Percikan kesendirian menari tanpa permisi
Gelap menjalari sesuatu yang ingin menjadi
Karpet terbawa angin, kedinginan menelan gelisah
Terjal tak terdaki di mata yang putus asa
Tebing menjulang menciutkan niat
Apa guna nyali tanpa rindingan di tengkuk
Aku butuh tumpangan malam ini
Sepi bagai badai mendorongku ke tepi tebing
Nyali ciut tanpa tantangan, biru melebam subuh
Kosong membunuh siapa saja yang bangkit
Siapa berikutnya yang akan merasuki perasaan
Luka apa lagi yang akan dia tinggalkan?
Perih bagaimana lagi yang akan mencabik rasa?
Ahhh wanitaku, jangan takut untuk pergi
Aku toh akan kembali berdiri, walau goyah menerawang ruang
Bandung, 16 Pebruari 2006
Friday, February 23, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment