Sekali lagi angin membelai derai rambutmu
Pesona keindahan menyeruak hirup nafasku
Malam seolah hendak berkata sesuatu tentang takut
Namun tak kau biarkan keraguan merantaiku
Dimatamu kesedihan masih bergayut lekat
Kau biarkan sedih itu merampas sebagian senyummu
Retak hati kau punguti pecahan demi pecahan
Kau rangkai dengan bercucuran air mata
Lihatlah malam sedang berusaha menurunkan hujan
Kau tiba-tiba kehilangan seluruh keceriaan
Kau sandarkan semua kerapuhanmu pada bahuku
Aku tertunduk pada masa laluku yang juga mendadak hadir
Kau tertidur, tapi aku tahu kau dicengkram sepi
Kau merindukan saat-saat indah yang terpahat dalam
Masa lalu memang tak banyak memberi pilihan
Angin kembali menghembus, rambutmu menampar wajahku
Hatiku berdesir hebat
Ujung rambutmu membelai karat hatiku
Kurasakan nafasmu yang halus mengguncang sendiriku
Ada yang mengiris-iris rasa, dalam dan kuat
Kau menggeliat lembut melepaskan sandaranmu
Kubelai wajahmu dengan tatapan berharap
Aku tidak ingin kau lepaskan sandaran itu
Karena aku merindukan apa yang kau rindukan
Bandung, 22 September 2006
Friday, February 23, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment