Kaki gerimis jatuh begitu malas
Oktober hampir saja berhenti
Di depan sebuah warung kopi
Di pojok nafas yang penuh sesak
Detak jantungnya cepat tak berkata
Bahasanya adalah makna bungkam
Kerongkongannya hendak berkata
Cinta kembali dikalahkan
Kilat menyela dengan sigap
Cahaya sekejap dapat memadamkan sinar abadi
Ketika bau tanah merasuki jiwa manusia
Seribu dusta tercipta dari mulut beraroma ayat suci
Ayat-ayat beralkohol tiga puluh persen
Memabukkan, membius dan kampungan
Selalu didagangkan di pasar-pasar
Antri membeli bahan pokok
Kelak di sebuah pesta yang gemerlap
Lihatlah di atas pelaminan
Sepasang mempelai tersenyum palsu
Sebab mabuk setelah dinikahkan imam
Imam itu baru kemarin meledakkan bom
Berjuta cinta mati di luar ruang pesta
Aku berdiri memandang ke dalam
Aku baru saja diledakkan oleh persekongkolan curang.
Friday, February 23, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment