Tuesday, September 25, 2007

Pagi dan Sang Hidup

Sang hidup didera kebimbangan
Harus terus atau kembali
Ketidakpastian selalu berjalan menemani masa depan
Masa lalu selalu lebih nyata, meski terluka
Memilih, memang sulit, pekerjaan para penghuni khayangan
Seperti langit, memilih siang dan malam bergantian
Dewa bumi, selalu memilih sendiri musim yang bersamanya

Sang hidup kecewa pada waktu
Waktu tak pernah mau menungguinya
Tak sedikitpun menoleh, melintas dan membuatnya semakin gelisah
Seperti gelisah sang hidup yang memuntahkan badai
Malam selalu datang menawarkan perlindungan
Namun rindu, selalu berhasil merebut gelap dari malam
Esoknya, matahari ragu-ragu memanjati tebing langit di subuh hari
Namun pagi datang membawa pesan dan marah-marah

Mengapa masih kau kenakan selimut kebimbangan
Nasib tak menunggui kemurunganmu
Pagi yang kubawakan untukmu adalah sebuah makna
Dalam perjalananmu kelak, jangan pernah mau menjadi Koma
Jadilah serupa Titik, tegas, singkat dan selalu mengakhiri
Titik selalu mengawali huruf, bahkan Titik mengawali penciptaan
Ketika semesta masih kosong, Titik telah menjelma sejuta galaksi
Seluruh wajah kehidupan adalah penjelmaan dari Titik

Hari esok tak perlu membuatmu takut
Ketakutan selalu menistakan perubahan
Tegakkanlah dagumu, tunduk adalah sebentuk kepengecutan
Selebihnya adalah sejarah yang berulang
Insan takkan bisa dinistakan,
Takdir telah membawanya bersama kelahiran pertama
Hidup selalu mendaur ulang nyawanya, memberi makna, hingga tiada berakhir
dan Percintaan selalu menolak kematian

Giessen, 26 September 2007

No comments: