Telah kau patahkan dalam sekejapan mata
Dahan yang selama ini menopangmu
Dirimu bagai daun, lemah menanti hujan
Haus dan menengadah
Perlahan kau dekati matahari
Membisikkan kalimat kecemasan
Mataharipun menangis dan terbenam
Sebab telah kau curi bulan dari meja riasnya
Kaupun mengharap embun pagi mengasihimu
Namun pagi terlalu sibuk untuk mempedulikanmu
Siang menggantikan pagi, juga lewat tanpa tersenyum
Tinggallah sore setia menjengukmu, meski tak kau pedulikan sedetikpun
Salzburg-Austria, 29 September 2007
Monday, October 1, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Ente kayanya lagi jatoh cinta nehh kamerad...awas PATAH lagi Ngana hahaha...
So di Manado lagi panas, ternyata ngana tidak berubah ee... dibalik semua aktivitas dan tulisan ngana yang bekeng tako2 itu... ente sembunyikan blog yang lembut ini..
So siapakah oknumnya ini, calon maitua barukah??? kita orang kenalkah??? jangan babohong ngana.. pasti kita tau nanti hahhaha
Fredhy
Post a Comment