Thursday, October 11, 2007

Lebaran Bersama Kecoak

Idul fitri, lebaran
Terlalu sederhana hanya dengan kata maaf
Ibadah sekan menjadi sebentuk keangkuhan
Palsu dan terasing

Di kaki jembatan yang berbau basi
Segerombolan kecoak miskin berebut nasib
Takbir tak mengenyangkan perut yang kosong
Makan sehari sudah itu mati

Nasib tak cukup dibagi banyak
Kecoak yang masih lapar lalu masuk kelubang-lubang tanah jembatan
Melebarkan rongga bawah jembatan, memakan tanah sepuasnya
Perut mereka membesar dan meledak, luapan sungai menghanyutkan mayat mereka bersama kondom-kondom bekas berbau mesum

Ledakan menghamburkan tanah, jembatan goyah dan berongga
Ketika barisan pawai takbiran melintas diatasnya
Jembatan patah dan roboh mencium sungai, orang-orang menjerit panik
Tak ada lagi takbir di mulut, hanya pekikan meregang nyawa

Diujung rumput, seekor kecoak sekarat dan bergumam terbata
Selama ini kalian tak pernah bersama kami, kalian biarkan kami kelaparan
Sekaranglah saat bersama, tersenyumlah, marilah mati bersama
Karena lebaran sejati, hanya ada dalam kematian, kembali fitri

Giessen, 11 Oktober 2007

No comments: