Saturday, June 13, 2009

Hujan

Terima kasih telah mengirimkan hujan
Kau semai kembali ingatan masa lalu
Menyirami ladang masa lampau yang senja
Dimana benih harapan begitu menyiksa

Terima kasih telah mengirimkan hujan
Air yang jatuh bersamanya adalah makna yang biru
Mengaliri celah sungai tiada muara
Menumbuhkan rindu yang berdetak bersama waktu

Terimakasih telah mengirimkan hujan
Tanpanya hanyalah sepetak taman tanpa warna
Didalamnya hanya ada seonggok rasa sepi yang gersang
Sudut-sudutnya dihiasi lampion tak bertenaga

Terimakasih telah datang bersama hujan
Kau hadirkan riak-riak dipermukaan danau hampa
Aku selalu berharap kemarau tak membawamu pergi
Namun berharap menjadi begitu menakutkan

Terimakasih telah datang bersama hujan
Bersama jejak keberanian yang tersisa
Kukumpulkan kembali cinta yang berceceran
Mencoba meraihmu yang ingin kabur bersama malam

Hujan...Kau tidak akan mengerti
Betapa semua ini begitu misteri
Betapa hasrat ini begitu membara dan meruncing
Puncaknya adalah kegilaan akan wujudmu

Hujan...Kau tak akan pernah mengerti
Betapa pesta ini begitu biasa tanpamu
Kalau boleh lancang kuminta
Menetaplah disini bersamaku, selamanya.

Banda Aceh, 13 Juni 2009 (Sabtu)

1 comment:

devikaputri said...

iyaaaaaaaaay ini paling kereeeeeeennnnnnn phooeellllll..!!!!