Matamu sembab semalaman
Hanya diam menggantung di dinding kamar yang berbau garam
Kita memang tak pernah bisa berterus terang
Namun genggaman tanganmu mengabarkan perpisahan
Meski terlambat tetap saja kusesali guratan takdir
Ketika kutuntaskan makna pesanmu
Telah kau tegaskan kata terakhir tanpa titik
Berputar-putar bersama kisah kita yang segera akan kita tuntaskan
Aku merasakan kehausan yang misteri
Karena tak kutemukan penawarnya dalam larutan hidrogen
Kau yang selalu meredam dengkurku saat tak sengaja terlelap
Matamu yang selalu mencariku bersama pagi hari yang telanjang
Semua begitu sempurna hingga pergimu begitu mengguncangkan
Segala tentangku adalah menu tanpa alternatif
Kulihat kau diseberang perbatasan pagi
Aku disini tak bisa memulai lagi
Sebab kenangan selalu melekat pada udara
Yang sepanjang sisa hidup akan kuhirup memenuhi rongga waktuku
Dimana tak ada lagi kosa kata untuk perpisahan
1 comment:
nice..
bagus-bagus loh puisinya..
salam kenal ya..
Post a Comment