Wednesday, June 6, 2007

Ketika Matamu Berkedip

Mengenang Satu Tahun Kematian Pramoedya Ananta Toer

Gemeretak tulang pepohonan
Dingin berkelambu kabut temaram
Disaat kaki hujan menyentuh bumi
Sekali lagi terkenang aku akan congkakmu

Disaat malam begini
Kau selalu duduk menghadapi langit
Kau semburkan asap kegelisahan di depan wajahmu
Kau terkenang dan tak mau lagi menulis

Marah sudah menyatu dalam kerutan wajahmu
Batu karang selalu bersaksi akan gelombang laut
Bulan tertunduk, ketika matamu berkedip dan tak lagi membuka
Kematian merangkuhmu, disisinya berdiri keabadian yang tersenyum

Bandung, 30 April 2007

1 comment:

Anonymous said...

Mas,
Rupanya kita bertiga berbakat jadi penyair, meski berbeda alira. Mas Ipul alirannya propagandis, Yani melankolis dan Sister Linda melankolis,propagandis dan anarkis.
hahaha.
Dia usul kita menerbitkan kumpulan puisi. Kita yang menulis, mengedit,menerbitkan, dan mengonsumsinya.